Pencegahan Stroke


Pencegahan StrokeUntuk bisa melakukan pencegahan stroketentu saja kita harus tahu penyebab terjadinya stroke. Faktor risiko yang terbanyak adalah hipertensi, diabetes, kadar kolesterol tinggi, kekakuan pembuluh darah dan penyakit jantung. Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat, seperti pola makan sehat, tidak merokok, olahraga teratur, menjaga berat badan dan mengendalikan stres. Pola pencegahan ini sesuai dengan perilaku hidup yoga, sehingga tidak mustahil untuk dikatakan bahwa yoga bisa mencegah terjadinya stroke. Untuk rehabilitasi pasca stroke, dapat dilakukan pranayama dan latihan asana ringan. Menjalani pola makan sehat dan meditasi juga sangat bermanfaat.
Prinsip penanganan atau penatalaksanaan pasein stroke bersifat supotif yaitu membantu dlaam mengurangi luas kerusakan otak yang sudah terjadi dan menecegah semakin meluasnya keruskaan otak akibat iskemik atau perdarahan.
Penanganan atau penatalaksanaan serta pencegahan pasien stroke dapat diaplikasikan dengan langkah-langkah berikut :
1. Langkah pertama
– Airway
Bebaskan jalan napas pasien. Hal ini berfungsi untuk memastikan oksigen masuk ke dalam tubuh pasien, terutama pada pasien dengan penurunan kesadaran. Pasien tersebut segera diletakkan dengan posisi terlentang, eher di sanggah sampai hperekstensi maksimal.
– Breathing
Jika pasien tidak bernapas atua terjadihenti napas maka diberikan oksigen 4 liter/menit melalui hidung. Jika tidak terdapat oksigen dapat diberikan bantuan napas buatan dari mulut ke mulut. pasien pun segera dibawa kerumaha sakit untuk secepatnya mendapatkan pertolongan.
– Circulation
Di rumah sakit, hal-hal di atas juga dilakukan. Perbaikan sirkulasi dan perfusi ke otak dengan cara mempertahankan jantung dan tekanan darah juga dilakukan. Pemantauan EKG dilakukan dalam 24 jam pertama dan pasien langsung diinfus dnegan NaCl 0,9%.
2. Langkah kedua
Melakukan penilaian defisit neurologis dengan mempertimbangkan seberapa berat gangguan neurologis yang terjadi dan apakah gangguan neurologis tersebut masih akan memburuk atau membaik.
3. Langkah ketiga
Menentukan jenis stroke dengan penilaian skoring dan pemeriksaan penunjang.
4. Langkah keempat
Langkah keenpat merupakan penatalaksanaan suportif. Hal ini dilakukan agar kondisi fisik pasien cepat membaik. Sebagai contoh, elevasi kepala 30◦ untuk mengurangi peningkatan tekanan intrakranial, badan pasien dibolak-balik untuk menghindari terjadinya dekubitus di punggung dan pinggang. Selain itu dilakukan kontrol tekanan darah secara kontinyu. Kontrol kadar gula darah, kolesterol dan fungsi jantung selalu dilakukan dan diawasi dalam 48 jam pertama pascastroke.
Previous Post
Next Post

post written by: